Rupiah Melemah, Kalimantan Timur Justru Untung
Rupiah Melemah, Kalimantan Timur Justru Untung. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat atau USD ternyata menguntungkan Kalimantan Timur.
Sebab, nilai ekspor di Kaltim lebih tinggi dibandingkan impor.
Nilai ekspor Kaltim pada Juli mencapai USD 1,63 miliar. Sementara itu, nilai impor Kaltim hanya USD 0,38 miliar.
“Kaltim masih untung. Apalagi Kaltim masuk tiga besar provinsi yang memberikan sumbangan utama terhadap ekspor nonmigas Indonesia,” papar pengamat ekonomi Aji Sofyan Effendi.
Saat ini, urutan pertama masih ditempati DKI Jakarta dengan sumbangan 31 persen. Selanjutnya, Jatim dengan sebelas persen dan disusul Kaltim 10,8 persen.
“Itu memperlihatkan dolar yang masuk lebih besar,” imbuh Aji.
Dia menjelaskan, di Kaltim tidak terjadi gejolak atau kontraksi ekonomi akibat kenaikan dolar.
Harga sembako juga terus terjaga alias tidak inflasi, dan daya beli masyarakat tetap tinggi.
Jika inflasi, maka bisa kontraksi. Salah satu pemicu kontraksi itu harga bahan bakar minyak (BBM) naik.
“Jadi, jangan sampai harga BBM naik. Jika kenaikan dolar tidak diimbangi dengan inflasi yang meninggi, maka kenaikannya tidak merugikan,” sambung Aji.
Sebab, nilai ekspor di Kaltim lebih tinggi dibandingkan impor.
Nilai ekspor Kaltim pada Juli mencapai USD 1,63 miliar. Sementara itu, nilai impor Kaltim hanya USD 0,38 miliar.
“Kaltim masih untung. Apalagi Kaltim masuk tiga besar provinsi yang memberikan sumbangan utama terhadap ekspor nonmigas Indonesia,” papar pengamat ekonomi Aji Sofyan Effendi.
Saat ini, urutan pertama masih ditempati DKI Jakarta dengan sumbangan 31 persen. Selanjutnya, Jatim dengan sebelas persen dan disusul Kaltim 10,8 persen.
“Itu memperlihatkan dolar yang masuk lebih besar,” imbuh Aji.
Dia menjelaskan, di Kaltim tidak terjadi gejolak atau kontraksi ekonomi akibat kenaikan dolar.
Harga sembako juga terus terjaga alias tidak inflasi, dan daya beli masyarakat tetap tinggi.
Jika inflasi, maka bisa kontraksi. Salah satu pemicu kontraksi itu harga bahan bakar minyak (BBM) naik.
“Jadi, jangan sampai harga BBM naik. Jika kenaikan dolar tidak diimbangi dengan inflasi yang meninggi, maka kenaikannya tidak merugikan,” sambung Aji.
Comments
Post a Comment